Haris Media official website | Members area : Register | Sign in
Maaf Blog Ini Sedang Dalam Proses Pengembangan

Jelang Hari Batik : Masyarakat Diingatkan Tak Cepat Puas Dengan Pengakuan UNESCO

Kamis, 30 September 2010

Share this history on :

Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya batik mendapatkan pengakuan dunia sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia. Pengakuan ini akan mempersempit klaim negara lain, seperti Malaysia, atas batik Indonesia.

Penetapan batik sebagai warisan budaya tak benda dilaksanakan 2 Oktober setahun silam di Abu Dabi, Timur Tengah oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization atau UNESCO.

”Namun kita jangan cepat puas dengan pengakuan itu, masih banyak pekerjaan rumah agar batik tidak ‘dicuri’ bangsa lain,” kata penggiat batik Indra Tjahjani yang akrab disapa dengan Indra Tj saat berbincang dengan Beritabudaya.com hari Selasa (28/09/2010).

Menurut Indra TJ, kita jangan terlena, kalau sudah diakui ya …sudahlah, padahal masih banyak yang perlu dipatenkan dari Batik, mulai dari motif dan ragamnya agar tidak dicuri.

Setahun lalu, menjelang pengakuan batik sebagai warisan dunia asli Indonesia, gegap gempita mengiringinya. Mulai dari imbauan memakai batik pada tanggal 2 Oktober 2009 hingga menjaring dukungan via situs jejaring social.

Ia mengingatkan masyarakat untuk tak langsung puas dengan pengakuan UNESCO atas batik. Masih banyak aspek batik yang bisa dikembangkan. “Walau batik sekarang naik daun, tak semua orang tahu makna lambang dalam kain. Akibatnya, pemakaiannya jadi tidak sesuai dengan arti motif itu sendiri,” kata Indra yang pecan ini bersama komunitas Mbatik Yuuuk menggelar acara workshop dan diskusi tentang batik.

Menurutnya, acara yang digelar di Komunitas Salihara tidak khusus untuk memperingati hari Batik 2 Oktober, mungkin secara kebetulan harinya nyaris bersamaan saja.

Menciptakan Mbatik Yuuuk!!!

Salah satu kegiatan membatik di KOMUNITAS SALIHARA - JL Salihara 16, Pasar Minggu, (dekat UNAS, ikuti rute Mikrolet 16 dr Kalibata). (Foto: Mbatik Yuuuk.com)

Dalam hidup sehari-hari, Indra yang berprofesi sebagai dosen mata kuliah arsitektur, bisnis online, dan desain, ini berusaha menanamkan kecintaan terhadap budaya Indonesia pada orang di sekitarnya. Setiap mata kuliah yang ia ajarkan dilengkapi pengetahuan tentang ragam kekayaan daerah, dari kain hingga bentuk bangunan. Ia juga mewajibkan para mahasiswa belajar membuat batik.

Kepeduliannya yang sangat besar pada batik membuatnya merespons permintaan beberapa kenalan di sebuah forum diskusi. Mereka tertarik membuat batik dengan canting dan malam, namun tidak tahu harus belajar di mana atau kepada siapa. Inilah yang menjadi awal pembentukan Mbatik Yuuuk!!!.

Pertemuan pertama mereka terjadi pada 12 Oktober 2008 di Museum Nasional. Jumlah peserta yang datang melebihi perkiraan. Semula ia menetapkan jumlah minimal sebanyak 20 orang, tapi yang datang ada 65 orang! “Setelah dua tahun, anggota komunitasnya sudah mencapai 2.000 orang,” kata Indra.

Selain di Museum Bank Mandiri, kegiatan komunitas ini dilakukan di Galeri Salihara yang beralamat di Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Kepada majalah Sekar, meski sudah dianggap ahli dalam membatik, Indra menolak disebut pembatik. Dengan nada merendah, ia menjelaskan bahwa yang pantas dikatakan pembatik adalah orang yang membatik memakai canting tiap hari selama tiga tahun berturut-turut. Menurutnya, yang ia lakukan sekarang hanyalah bentuk kontribusinya melestarikan budaya Indonesia. (bp)

(Source : beritabudaya.com)

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : harismedia.net@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Posting Komentar