Haris Media official website | Members area : Register | Sign in
Maaf Blog Ini Sedang Dalam Proses Pengembangan

Revolusi Libia : Oposisi Galang Serangan Besar-besaran

Kamis, 03 Maret 2011

Share this history on :

Pihak oposisi Libia kini tengah menggalang kekuatan militernya sendiri dan bersiap melakukan serangan dalam skala besar terhadap pasukan Presiden Moamar Khadafy. Sedikitnya 5.000 sukarelawan berlatih di kamp khusus di Kota Benghazi, berlatih layaknya militer, termasuk bela diri dan menggunakan senjata api. Mereka dilatih oleh sejumlah perwira polisi dan tentara Libia yang membelot.

Pemimpin unit pasukan bentukan baru ini menyatakan, di luar 5.000 sukarelawan yang sudah menjadi anggota pasukan perlawanan, masih terdapat ribuan pendaftar lainnya. Mereka siap melakukan perlawanan terhadap pasukan Khadafy.

Situasi saat ini makin memanas setelah Amerika Serikat (AS) mengirim kapal perang ke wilayah Libia. Ini merupakan salah satu upaya pihak Barat untuk menekan Khadafy dan mendesaknya menghentikan kekerasan atas rakyatnya sendiri.

Kapal Induk USS Barry dikabarkan sudah melewati Terusan Suez, Senin (28/2), dan berlayar menuju Laut Mediterania. Sementara USS Kearsarge, kapal serang amfibi yang dapat membawa 2.000 militer AS disertai dua kapal angkatan laut lainnya, dikabarkan sudah berada di Laut Merah dan akan melintasi Terusan Suez, Rabu malam.

Pihak Gedung Putih mengatakan, kapal-kapal tersebut dikerahkan sebagai persiapan bantuan kemanusiaan yang bisa saja dibutuhkan.

"Kami menjajaki banyak pilihan dan pertimbangan. Belum ada keputusan akan adanya tindakan lain (serangan militer)," kata Menteri Pertahanan AS Robert Gates, Rabu.

Inggris, Prancis, dan beberapa negara sekutu Amerika Serikat juga sedang mempertimbangkan untuk mempersenjatai pasukan pemberontak di Libia.

Kekhawatiran tentang kemampuan rezim Khadafy yang di ambang keruntuhan itu bisa melakukan tindakan putus asa terakhir berupa pembunuhan massal makin bertambah ketika sumber-sumber Inggris mengungkapkan, Libia masih memiliki stok gas kimia bubuk.

Meski ada janji pada tahun 2003 untuk menyerahkan senjata pemusnah massal, Khadafy diperkirakan masih menyimpan 14 ton bahan kimia yang diperlukan untuk membuat gas bubuk. Stok itu dikatakan masih disimpan dalam fasilitas rahasia yang aman di gurun Libia.

Pengungkapan tentang senjata kimia itu muncul setelah seorang juru bicara Khadafy mengatakan bahwa akan ada ratusan ribu korban tewas jika negara itu jatuh ke dalam perang saudara besar-besaran, lantaran Khadafy memiliki senjata pemusnah massal.

Putra Moammar Khadafy, Saif al-Islam, mengatakan bahwa tanggapan Perdana Menteri Inggris David Cameron atas krisis Libia hanya sebuah gurauan. Dia juga bersikeras bahwa Pemerintah Libia tidak takut pada intervensi Barat.

Pernyataan Saif itu terkait dengan rencana Inggris dan Amerika Serikat untuk menerapkan zona larangan terbang guna mencegah penyerangan udara terhadap para pengunjuk rasa.

Sebelumnya dikabarkan Khadafy mengancam akan melakukan serangan udara kepada para pengunjuk rasa di Zawiya, barat Tripoli. Pemimpin diktator tersebut juga sudah mengumpulkan pasukan di barat Libia.

"Menggunakan paksaan untuk melawan Libia tidak bisa diterima, tidak ada alasan untuk melakukan hal tersebut. Tapi, jika mereka ingin melakukannya, kami siap. Kami tidak takut. Ini negara saya. Kami tinggal dan mati di sini," ujar Saif Khadafi seperti dikutip Sky, Rabu (2/3).

Beberapa pengamat mengatakan, unjuk kekuatan simbolis di pantai Libia dapat meningkatkan tekanan terhadap Khadafy, tapi pejabat itu, yang mengatakan bahwa pengerahan pasukan angkatan laut dan udara dekat Libia bukan gertakan kosong. "Ada tentara di kapal-kapal yang menuju ke arah itu."

Sebuah kapal induk AS, USS Enterprise, yang memiliki jet tempur yang dapat digunakan untuk menghadapi kemungkinan zona larangan terbang, dapat juga dipanggil untuk krisis Libia. Kapal induk itu kini berada di utara Laut Merah, menurut laman internat Ankatan Laut AS.

Secara terpisah, menteri-menteri luar negeri Arab berembuk di Kairo, Rabu, dan diperkirakan menolak intervensi asing di Libia. Pertemuan Kairo yang dihadiri para menlu dan wakil-wakil dari badan yang beranggota 22 negara itu akan dipusatkan pada krisis politik di Libia di mana pertempuran antara para pendukung Khadafy dan kekuatan antirezim dikabarkan telah menewaskan lebih dari 1.400 orang.

"Dewan Liga Arab akan mengeluarkan satu resolusi yang menegaskan Arab menolak intervensi militer asing di Libia," kata Hesham Youssef, Kepala Staf Pemimpin Liga Arab Amr Mussa. "Liga itu juga akan menegaskan dukungannya bagi persatuan dan keamanan wilayah Libia," kata Youssef.

Iran juga mengingatkan Barat untuk tidak menggunakan opsi militer guna menggulingkan Khadafy, dan mengatakan bahwa tindakan itu dapat mengubah negara tersebut menjadi sebuah pangkalan militer Barat.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast mengutuk "aksi kekerasan tidak manusiawi" yang dilakukan oleh pendukung Khadafy terhadap "gerakan populer" Libia, namun mengatakan bahwa hal itu "seharusnya tidak memberikan alasan untuk campur tangan militer negara-negara lain".

Dalam pertemuan ke-65 Majelis Umum PBB, Selasa, PBB mengesahkan resolusi untuk menangguhkan keanggotaan Libia dalam Dewan HAM yang berbasis di Jenewa. (AP/CNN/Antara/Adi)

(Source : suarakarya-online.com)

Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : harismedia.net@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Posting Komentar